Sejumlah pelajar SDN Losari 2, Ploso, Jombang, terpaksa mendapat perawatan medis setelah keracunan akibat mengonsumsi susu gratis dari orang tak dikenal. (foto: tribunnews.com)
Nampaknya teror menggunakan anak-anak kian marak...
Setelah beberapa hari ini ramai dengan teror hoax penculikan anak, kali ini Es susu gratis namun beracun menghebohkan warga Jombang.
Saatnya orang tua harus waspada!
Seorang pria tak dikenal membagikan es susu gratis namun beracun ke puluhan siswa SDN Losari 2, Kecamatan Ploso, Jombang pada jam istirahat.
Minuman tersebut berwarna merah muda dibungkus plastik tanpa merk. Sebanyak 25 siswa mengalami pusing, mual dan muntah usai meminum es susu tersebut.
Dari jumlah itu, 5 korban sempat dirawat di Puskesmas Ploso. Sedangkan 20 lainnya kembali pulih setelah diberi minum air kelapa.
Kanit Intelkam Polsek Ploso Iptu Hariyanto mengatakan, pihaknya telah memintai keterangan guru dan siswa yang melihat pelaku.
"Saya dikasih teman, teman saya dari bapak-bapak, dikasih gratis. Habis minum langsung pusing," kata Alfaris, salah satu korban susu beracun, (foto: detik.com)
"Pelaku mengendarai sepeda motor Honda Verza warna merah. Setelah membagikan es grastis ke siswa, ada guru yang mendekat, yang bersangkutan langsung meninggalkan SDN Losari 2," kata Hariyanto kepada wartawan, Selasa (6/11/2018).
Hariyanto memastikan, pelaku bukan pedagang yang biasa mangkal di SDN Losari 2
Pria yang belum diketahui identitasnya itu hanya datang ke sekolah untuk membagikan es susu gratis kepada para siswa pada jam istirahat."Kalau penjual di sekolah harus ada izin dari Kepala Sekolah. Yang bersangkutan langsung datang ke sekolah tanpa izin dan memberikan es gratis ke siswa," ungkapnya, seperti dilansir dari detik.com.
Polisi masih memburu pelaku
Berbekal ciri-ciri yang ada, tambah Hariyanto, kini pihaknya memburu pria tersebut. Petugas juga melacak kemungkinan adanya korban di tempat lain."Sejauh ini laporan baru dari SDN Losari 2," terangnya.
Meskipun hingga saat ini belum diketahui motif pelaku, namun orang tua harus waspada. Nampaknya teror-teror menggunakan anak-anak semakin meningkat akhir-akhir ini.
Setelah ramai kasus penculikan yang ternyata adalah hoax, kali ini ada lagi kasus lain yang melibatkan anak-anak.